Profesor Malaysia Akui Kalau Negaranya Maling -
Profesor Syed Farid Alatasasal Malaysia mengajar di Universitas Nasional Singapura (NUS) mengakuinegaranya maling. Dia menilai pejabat Negeri Jiran itu banyak mempekerjakankoruptor. Ini dibuktikan dengan menurunnya Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Malaysiayang terus merosot.
Surat kabarthe Malay Mailmelaporkan, Selasa (27/11), Alatasmengutarakan hal itu di sebuah seminar pemberantasan rasuah di AkademiAnti-Korupsi Malaysia, kemarin. Menurunnya CPI secara drastis menunjukkanpejabat negara itu tidak menerapkan budaya jujur. "Pemberantasan korupsiharus dipraktikkan setiap hari di Malaysia. Bukan hanya dibahas secara teorisaja," ujar dia.
Alatas menyebutkan berdasarkan pengalaman selama ini banyak warga Malaysiapesimis terhadap pemberantasan korupsi lantaran masih banyak kasus penyuapan,pembalakan liar, jalanan rusak, turunnya kualitas pendidikan, dan tidakjujurnya pegawai negeri sipil Malaysia. "Dalam pandangan agama Islam,korupsi pun adalah haram hukumnya." katanya.
Syed Farid merupakan salah satu dari tiga pembicara dalam forum itu di sampingAkhbar Satar dari Transparency International Malaysia serta Edmund Trence Gomezdari Universitas Malaya. Akhbar menghargai upaya pemberantasan korupsi diMalaysia namun selama ini belum menyentuh pelaku korupsi besar, sementara Gomezmengkritik sebuah laporan penelitian dari Institut Demokrasi dan Ekonomitentang pemberantasan korupsi diluncurkan pada acara juga dihadiri oleh PerdanaMenteri Abdullah Ahmad Badawi ini. Menurutnya penelitian itu tidak menganalisakasus-kasus korupsi besar di masa lalu. "Malaysia harus membandingkannegara mereka dengan Korea Selatan yang dulu miskin pada 1950-an."ujarnya.
Laporan itu menunjukkan lemahnya upaya pemerintah Malaysia dalam memberantaskorupsi, termasuk di dalam lembaga pemerintah dan swasta. Pemerintah selama inibelum mengatasi akar masalah korupsi dan lembaga-lembaga terkait belumterkoordinasi baik. Mental maling orang Malaysia bukan hanya menjarah uangnegara, mereka juga sering mengklaim kebudayaan milik negara lain dan diakuimilik mereka.